BATANGHARI, batangharipedia.com —Praktik monopoli kartu anggota diduga terjadi dalam tubuh Serikat Pekerja Transport Indonesia (SPTI) yang mengelola aktivitas bongkar muat di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Mutiara Sawit Semesta (MSS).
Informasi yang dihimpun dari sumber terpercaya mengungkap adanya dugaan penyalahgunaan wewenang oleh oknum pengurus SPTI, Selasa (02/12/25).
Sumber menyebutkan, ketua SPTI berinisial ML diduga menguasai sedikitnya 10 kartu anggota untuk kemudian “diperdagangkan” dengan cara meminjamkannya kepada pihak luar agar dapat bekerja di lingkungan PKS PT MSS.
Upah hasil kerja menggunakan kartu tersebut kemudian diduga dibagi dua antara pemegang kartu dan oknum ketua SPTI itu sendiri.
Tidak hanya ML, dugaan serupa juga mengarah kepada sejumlah pengurus lain berinisial MS, SB, dan LI yang disebut memegang total sekitar 10 kartu anggota.
Polanya sama: kartu digunakan sebagai alat kendali dan sumber pemasukan dengan mekanisme yang terstruktur.
Di sisi lain, masa jabatan pengurus SPTI menurut AD/ART organisasi seharusnya berlangsung 3 hingga 5 tahun. Namun, kepengurusan SPTI bongkar muat di PT MSS disebut telah berjalan lebih dari delapan tahun tanpa pergantian maupun pemilihan ulang.
Kondisi ini dinilai memperbesar potensi terjadinya monopoli dan praktik yang tidak transparan.
Sumber juga menyoroti bahwa buruh bongkar muat seharusnya didaftarkan dalam BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan oleh organisasi.
Namun, kenyataannya sebagian besar justru mendaftar secara mandiri, bukan melalui SPTI, sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai fungsi dan tanggung jawab organisasi terhadap anggota.
Tak hanya itu, setiap mobil yang keluar dari area PKS PT MSS setelah bongkar muat disebut diwajibkan membayar Rp40.000 kepada SPTI, meskipun perusahaan telah membayarkan upah bongkar muat.
Pungutan tersebut dianggap memberatkan dan tidak memiliki landasan jelas.
Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, ketua SPTI ML menyampaikan dirinya sedang menunaikan ibadah umroh. “Maaf, saya masih umroh,” ujarnya singkat saat dihubungi.
red
