Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Wabup Bakhtiar: Jejak Sejarah adalah Identitas Batang Hari

| Minggu, Oktober 26, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-27T05:14:09Z


BATANGHARI, batangharipedia.com - Wakil Bupati Batang Hari, H. Bakhtiar, menghadiri kegiatan MAKARA XI Arkeologi Herinnering yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Arkeologi Universitas Jambi (PRAJA), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. 


Acara tersebut berlangsung di Lapangan Sepak Bola Benteng Tembesi, Sabtu (25/10/25).


Dalam sambutannya, Wabup Bakhtiar mengapresiasi langkah mahasiswa Arkeologi yang terus berupaya merawat memori sejarah melalui kajian ilmiah dan pelestarian situs-situs budaya. Menurutnya, sejarah adalah identitas dan bukti perjalanan peradaban yang tidak boleh terputus dari kehidupan masyarakat masa kini.


“Terima kasih kepada PRAJA yang telah menghadirkan kembali kesadaran sejarah melalui bukti-bukti peradaban, baik yang berbentuk benda maupun non-benda. Sungai Batanghari pada masa lampau adalah jalur utama transportasi yang menjadi pusat aktivitas agama, pendidikan, dan ekonomi masyarakat,” ujar Wabup.


Bakhtiar menjelaskan bahwa keberadaan situs-situs sejarah di Jambi, khususnya di Kabupaten Batang Hari, merupakan bukti kuat bahwa wilayah ini memiliki peran penting dalam perkembangan kebudayaan dan agama di masa lalu.


Ia mencontohkan jejak pendidikan agama Buddha melalui situs Candi Pematang Saung di Pemayung, Candi di Teratai, Muara Bulian, hingga temuan arkeologis berupa patung-patung Buddha di Desa Rantau Kapas.


Sementara itu, perkembangan pendidikan Islam juga terlihat melalui keberadaan Masjid Tua di Kampung Raja serta tumbuhnya pondok pesantren di berbagai wilayah Batang Hari.


Lebih lanjut, Wabup juga menyinggung peran strategis Muara Tembesi yang memiliki tiga pertemuan sungai: Sungai Batanghari dan Sungai Tembesi. Kawasan itu pernah menjadi pusat perdagangan pada masa kolonial, yang jejaknya masih terlihat hingga kini.


“Di Muara Tembesi masih ada peninggalan kolonial seperti bangunan proji, prada, kantor lama, hingga makam bangsa Belanda. Tahun 1901, kapal dagang VOC juga pernah masuk melalui jalur ini. Bahkan dulu alat tukar masyarakat bukan uang, melainkan kupon hasil kebun lada dan cengkeh yang ditukar dengan sembako,” jelasnya.


Pada akhir sambutannya, Wabup Bakhtiar menitipkan pesan kepada para mahasiswa dan akademisi sejarah untuk terus menggali dan mendokumentasikan warisan peradaban Batang Hari.


“Tulislah sejarah dengan kajian ilmiah. Buktikan bahwa Batang Hari menyimpan peninggalan penting, baik masa kolonial maupun masa penyebaran agama. Mari bekerja bersama Program Studi Sejarah agar generasi mendatang tidak kehilangan jati diri,” pesan Wabup.


Kegiatan MAKARA XI ini menjadi momentum penting dalam membangkitkan semangat pelestarian sejarah di kalangan pemuda, sekaligus memperkuat kesadaran masyarakat terhadap nilai warisan budaya lokal.






red

×
Berita Terbaru Update