Banyak peristiwa yang terjadi sejak awal Ramadhan hingga pertengahan Syawal ini di serambi Rumah Dinas Bupati Batanghari. Karena sejak awal Ramadhan, kediaman Bupati Batanghari ini bebas dikunjungi oleh siapa pun. Terlebih, Bupati memang membuka akses rumah dinas untuk masyarakat Kabupaten Batanghari, agar bisa bersama-sama mengikuti kegiatan berbuka puasa bersama dan shalat tarawih berjamaah hingga silaturahmi halal bi halal Idul Fitri sampai hari ini.
Beragam kejadian menarik semenjak Bupati Batanghari, Mhd Fadhil Arief membuka rumah dinas yang selama ini terkesan ekslusif bagi masyarakat umum.
Pada Rabu kemarin, seorang bocah yang saat itu tidak diketahui namanya, tiba-tiba dengan berani tanpa takut sedikitpun, bocah polos ini mendekati Bupati Batanghari yang sedang duduk di depan meja bundar bersama sejumlah pejabat. Saat itu bupati baru duduk setelah tegak cukup lama di panggung, usai bersalaman dan berfoto-foto bersama ratusan guru SD dari Kecamatan Maro Sebo Ulu.
Tak dapat ditutupi, butiran keringat di dahi Fadhil Arief menyiratkan energinya terkuras, namun ketika sang bocah datang menghampiri, dan menyampaikan keinginannya, terlihat jelas wajah semringah dari suami Zulva Fadhil ini.
Seketika, bocah berkacamata yang mengenakan setelan kemeja koko warna putih berpadu dengan celana abu-abu itu, langsung dirangkul oleh bupati, dan kemudian sempat duduk di pangkuan bupati.
Azkha Alvaro Neso, putra Mardison dan Neli Sulistiwati, warga Sungai Ruan Ulu, ini sekelumit identitas sang bocah yang berhasil didapatkan oleh redaksi.
Lantas, apa yang mendorong bocah 10 tahun ini memiliki keberanian mendatangi Bupati Batanghari? Terpantau Azkha beberapa saat menyampaikan sesuatu kepada bupati, dan sesaat disambut oleh tawa bupati, seraya meminta mengambil sesuatu kepada ajudan.
Rupanya permintaan Azkha begitu sederhana, dan sangat mudah bagi bupati untuk mengabulkannya, namun yakinlah hal ini akan menjadi kenangan terindah bagi Azkha hingga dewasa nanti.
Sikap santun yang ditunjukkan bocah Azkha saat menemui bupati, dengan mencium tangan orang nomor satu di Kabupaten Batanghari, kemudian juga salim dengan pejabat lainnya, Azkha memberanikan diri “menodong” bupati agar membubuhkan tandatangannya di baju Azkha. Kontan saja, permintaan itu disambut dengan gelak tawa gembira bupati dan hadirin yang menyaksikan adegan itu. Terlihat Bupati Batanghari mengapresiasi keinginan Azkha dengan langsung merangkulnya. Kemudian, Bupati membubuhkan tanda tangan di bagian kiri kemeja Azkha dan juga di bagian punggung. Tepuk tangan pun riuh dan jepretan ponsel kamera yang hadir pun mengabadikan momen langka tersebut.
Setelah berhasil mendapatkan keinginannya, Azkha dengan wajah berseri-seri berfoto dengan Bupati Batanghari, Mhd Fadhil Arief, dan kemudian kembali ke orang tuanya. Usut punya usut, ternyata ibunda Azkha bekerja sebagai penjaga SD 116 Desa Sungai Lingkar, Kecamatan Maro Sebo Ulu.
Kejadian menarik lainnya pada momen Halal bi Halal ini, ketika Bupati Batanghari, Mhd Fadhil Arief secara spontan menggendong bayi, ketika rombongan guru PAUD hendak berpamitan usai acara pada Jumat (26/4/2024) sore. Saat itu, beberapa guru PAUD hendak pamit pulang dan ingin bersalaman dengan bupati. Saat duduk itu, bupati menoleh ke kanan karena merasa ada tangan halus yang menggamit pundaknya.
Ternyata, satu di antara guru PAUD ada yang sedang menggendong bayi yang berusia sekitar setahun, saat guru itu akan berpamitan, tiba-tiba si bayi mencondongkan tubuhnya ke arah bupati, seakan minta digendong. Fadhil Arief pun langsung berdiri dan kedua tangannya langsung mengangkat tubuh sang bayi ke atas, kemudian menggendongnya. Akhirnya, niat sekadar berpamitan pun berujung pada acara foto-foto bersama.
Dua peristiwa ini cukup untuk menjelaskan bagaimana sosok seorang Fadhil Arief, yang kini menjabat sebagai Bupati Batanghari. (RED)