BATANGHARI, batangharipedia.com - Dibalik Menjadi sorotan serta kekecewaan Gubernur Jambi Al Haris terkait buruknya manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher terhadap Dewan Pengawasan (Dewas) RSUD yang terus mendapatkan laporan pelayanan kurang baik.
Hal tersebut kembali menemukan keluhan dari salah satu masyarakat kepada awak media yang enggan disebutkan namanya. Ia mengeluh kurangnya fasilitas pendingin ruangan terhadap kondisi didalam ruangan yang ia tepati saat ini.
" Ruangan panas bang, kipas angin ada, tapi terbatas?, kami harus membawa kipas angin sendiri dari rumah, apakah memang seperti itu disini bang, apakah karna pakai BPJS kelas III pelayanannya memang kurang diperhatikan,"keluh dia kepada awak media, Minggu (18/5).
Ia meminta kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi agar hal ini cepat ditangani, karena ini menyangkut kenyamanan para pasien, apalagi RSUD Raden Mattaher adalah rumah plat merah (Rumah Sakit Pemerintah).
"Tolong pak al Haris segera diperbaiki manajemen pelayanan di RSUD (Raden Mattaher) ini. Kami juga diawal masuk sini harus disuruh menunggu terlebih dahulu dengan beberapa jam terkait pendaftaran kamar, katanya kamar masih penuh,"kata dia
"Kami menunggu lah bang dengan lama, sedangkan orang tua saya sudah kesakitan waktu itu, kami harus disuruh menunggu katanya memang prosedur kalau kamar lagi penuh. Sedangkan kami jauh bang dirujuk dari rumah sakit Kabupaten yang kurang lebih memakan waktu kurang lebih 2 jaman,"sambung dia
Dikutip dari media Antaranews.com, pada Jum'at (11/4/25) bahwa Gubernur Al Haris mengatakan menerima banyak laporan terkait pelayanan RSUD tersebut dan langsung menggelar rapat mendadak dengan mengumpulkan semua manajemen rumah sakit daerah itu.
Selain pejabat RSUD Raden Mattaher, Gubernur Jambi Al Haris juga memanggil Sekda, Kepala BKD, dan Inspektur Inspektorat, dalam rapat mendadak yang berlangsung di aula Diklat RSUD Raden Mattaher.
Al Haris juga mengatakan pelayanan RSUD Raden Mattaher tidak menunjukkan kemajuan dan juga menyebutkan manajemen RSUD Raden Mattaher tidak punya perencanaan sehingga kinerja nya tidak terukur.
"Ini sangat banyak keluhan dan tidak dilakukan tindakan dari manajemen rumah sakit, dibiarkan terus menerus, misalnya di ruangan IGD saja ada AC yang tidak hidup, seharusnya itu cepat ditangani dengan menggunakan anggaran atau dana BLUD rumah sakit ini," ucapnya.
"Para pejabat harus bisa mengambil keputusan dan tindakan, misalnya banyak pendingin ruangan atau AC yang tidak hidup, atap ruangan banyak bocor. Kalau bocor itu kena alat medis itu rusak, rugi kita itu harganya miliaran,” katanya lagi.
Gubernur juga melihat langsung rumah sakit ini jarang sekali melakukan kalibrasi pengujian alat medis, alat CT-scan misalnya, sehingga banyak pasien yang harus ke rumah sakit lain untuk itu.
Menurutnya, alat kesehatan di RSUD Raden Mattaher sudah baik, namun tidak menumbuhkan kepercayaan masyarakat untuk berobat. "Saya minta itu segera dibenahi karena kita punya alat sudah oke, tetapi rumah sakit di Jambi ini justru cenderung merujuk pasien ke daerah lain, artinya orang masih belum puas belum dengan pelayanan kita," katanya.
Karena itu ia meminta Sekda provinsi dan kepala BKD untuk melakukan evaluasi segera terhadap manajemen RSUD Raden Mattaher Jambi.
"Sekda dan BKD evaluasi ini, sepertinya sudah banyak yang capek di sini dan para pejabat di sini tidak punya planning, sehingga kinerja nya tidak terukur," katanya.
Haris juga minta Sekdaprov untuk melakukan evaluasi terhadap Dewas RSUD Raden Mattaher Jambi karena tidak melakukan tugasnya sebagai pengawas dan melakukan evaluasi terhadap manajemen rumah sakit milik provinsi itu.
"Dewas di sini tidak bisa bekerja, tidak pernah Dewas melapor ke saya, apa yang dilakukannya, harus ada laporan terkait rumah sakit ini. Banyak catatan saya dengan rumah sakit ini, saya akan gelar rapat setiap tiga bulan disini,” ujar Al Haris.
Redaksi